Ini cerpen yang aku buat ketika aku kelas 1 SMA :)
“Sasta,
kamu dapat undangan pesta valentine tuh dari teman SMA kamu, tuh undangannya
ada di atas meja depan”, kata mama pada Sasta. Sasta segera mengambil undangan
itu dan langsung merobek-robeknya ke
tong sampah.
“Ma,
lain kali kalau ada yang memberikan undangan pesta valentine, jangan mama
terima lagi, Sasta benci valentine ma”, pintanya dengan ketus. Mama sangat
sedih melihat tingkah Sasta seperti itu, “tapi valentine itu kan hari kasih
sayang, apakah kamu tidak berniat merayakannya”? tanya mama. Lalu
Sasta menjawab pertanyaan mama, “Iya ma,
tapi Sasta benci hari valentine, valentine itu kejam, Sasta benci ma”. Sasta
menagis dan langsung berlari menuju kamarnya. Mama benar-benar sedih melihat
Sasta seperti itu, ternyata Sasta belum bisa melupakan peristiwa 5 tahun yang
lalu.
“Kenapa
sih semua orang mau diperbudak oleh pesta tak berguna itu, aku benci valentine,
karenanya aku jadi kehilangan Rio, orang yang selalu menyayangiku”, gumamnya seraya menangis memeluk foto Rio. Sasta memang belum bisa melupakan
kejadian 5 tahun lalu, mungkin ia masih sangat terpukul dan masih merasa
bersalah atas peristiwa itu. Saat itu Sasta masih duduk di kelas XI SMA, masih sangat tertarik dengan gemerlapnya
valentine.
“Sayang,
aku mau kita merayakan valentine malam hari ini dengan berjalan-jalan di taman ,
mau ya sayang, sekali ini saja kabulkan permohonan kekasihmu ini ya?”, rengek
Sasta dengan manja. Melihat pacarnya yang sangat dicintainya, Rio sangat
bahagia, “baiklah sayang, aku akan mengabulkan permohonanmu anak manja, let’s
go to the park”, jawab Rio sambil membelai rambut Sasta. Tibalah mereka
ditaman kota, taman kota itu sangat indah, apalagi letaknya sangat strategis,
banyak sekali pasangan kekasih yang mengunjungi taman itu.
“Rio,
aku mau kamu membelikan aku permen gulali
dan bunga mawar yang ada di seberang
jalan sana. Please, kamu kan tahu bahwa aku sangat menyukai permen gulali dan
bunga mawar”, rayunya. Rio pun dengan senang hati mengabulkan
permohonan wanita yang sangat ia sayangi, “baiklah kekasihku yang paling
cantik, tunggu di sini sebentar ya, aku akan ke seberang jalan sana untuk
membelikanmu permen gulali dan setangkai bunga mawar, i love u”, ucap Rio
seraya bergegas menuju seberang jalan. Ketika akan menyebrang jalan tiba-tiba saja
ada mobil box yang sangat kencang, mobil tersebut tidak dapat mengendalikan rem
nya, akhirnya Rio yang akan menyebrang tertabrak. Sasta yang mendengar suara
tabrakan yang sangat keras itu langsung teringat pada pacarnya. Ia pun berlari
menuju ke seberang jalan, semua orang sudah ramai mengerumuni korban kecelakaan
itu. Sasta menerobos kerumunan orang dan alangkah kagetnya ia melihat siapa
yang menjadi korban kecelakaan itu dan ternyata itu Rio. Sasta langsung
menjerit dan sangat shock, ia sangat panik. Tapi semua terlambat, Rio meninggal
dunia ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sasta sangat terpukul, ia tak
bisa lagi menahan tangisnya. Sasta sangat menyesal dengan peristiwa itu, “seandainya
aku tidak menyuruhmu membeli gulali dan bunga mawar, maka semua ini tidak akan
pernah terjadi, ini semua salahku, maafkan aku Rio, aku sayang kamu”, ucap Sasta
seraya memandangi jasad Rio yang sudah terbujur kaku. Ia sangat shock, bahkan
ketika dipemakaman Rio tiba-tiba saja Sasta menjerit histeris dan pinsan. Semenjak
peristiwa tragis ini Sasta berubah menjadi anak yang pemurung dan suka
menyendiri, mungkin dia belum siap untuk kehilangan Rio, apalagi ia merasa
bahwa ini semua kesalahannya.
Tiba-tiba
Sasta tersentak dari lamunannya karena mamanya memanggil Sasta seraya mengetuk pintu kamar Sasta , tak sadar air matanya
sudah meleleh di pipinya dan tahu bahwa mamanya sudah memangilnya ian pun
segera menghapus air matanya. Lalu mama Sasta masuk membawakan secangkir teh
manis hangat untuk Sasta.
“Sayang,
kenapa kamu menangis, pasti kamu mengingat – ingat peristiwa 5 tahun yang lalu. Sasta, pinta mama sekali ini saja, mama mohon dengan sangat Sasta lupakan ya
peristiwa tragis itu dan mulailah dengan kehidupan baru. Mama kangen banget
dengan Sasta yang dulu, yang selalu bawel dan manja, mama kangen semua itu,
mama kangen Sasta, mama kangen senyuman Sasta, kalau kamu begini terus, maka
Rio juga akan sedih melihatmu yang menjadi seperti ini?”, kata mama panjang
lebar.
“Tapi
ma, ini semua terjadi karena salah Sasta. Seandainya saja waktu itu Sasta tida
merengek-rengek minta dibelikan permen gulali dan bunga mawar, pasti semua ini
tidak akan terjadi, pasti Sasta bisa terus bersama Rio sampai saat ini”.
“Sudahlah
Sasta, jangan pernah menyesali apa yang sudah terjadi, toh ini semua sudah
takdir dari yang Maha Kuasa, mama
berharap kamu bisa kembali seperti dulu lagi, si Sasta yang bawel, ceria dan
manja”, ujar mama seraya memeluk Sasta.
“Baiklah
ma, mulai hari ini Sasta akan belajar melupakan peristiwa itu dan Sasta akan
memulai kehidupan baru Sasta bersama teman-teman Sasta dan semoga Rio juga
bahagia melihat Sasta bahagia”, ujarnya sembari menangis bahagia dan mencium
pipi mamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar